Keyakinan akan teori konspirasi lebih dari sekedar keyakinan mengenai rencana negatif pada peristiwa-peristiwa tertentu saja. Keyakinan akan teori konspirasi adalah sebuah keyakinan yang menegaskan bahwa berbagai peristiwa di dunia digerakan secara rahasia oleh sekelompok dalang konspirasi yang kuat. Memang tidak banyak yang dapat kita lakukan terhadap rencana tersebut, karena suatu konspirasi yang baik adalah konspirasi yang tidak dapat dibuktikan, tetapi setidaknyaa kita dapat memahami tentang sebenarnya yang terjadi.
Berbicara banyak tentang teori konspirasi bukanlah paranoia, namun terlalu banyak teori konspirasi adalah paranoia. Namun, sesuatu yang istimewa dalam kenyataannya, sejarah lah yang membuktikan bahwa para politisi, presiden, dan birokrat berbohong. Manusia yang lugu dan hanya meyakini segala hal yang disajikan di hadapan kita tidak akan dapat menguak kebenaran yang sesungguhnya.
Mengapa kita bisa percaya kepada Barack Obama melalui perkataan dan pengakuannya? atau kita percaya bahwa CIA telah membunuh Presiden Cile, sementara kita tidak percaya bahwa mereka juga bisa membunuh presidennya sendiri? Mengapa juga masyarakat Jerman/ German bisa begitu sja yakin bahwa Hitler dapat dipercaya? Ini memang bukanlah suatu hal yang baru, Kaisar Nero diyakini telah mengarang cerita untuk menjadikan kaun Kristen sebagai pihak yang bersalah aas kebakaran besar di Roma. Dan, Hitler adalah seorang master dalam urusan tipu-menipu dan rekayasa. Ketika konspirasi gagal meramalkan terjadinya peristiwa-peristiwa di dunia secara akurat maka itu justru membuktikan kredibilitas mereka, dengan kata lain "Suatu gertakan ganda telah menjadi sebentuk seni". Temuan-temuan yang menggemparkan, yang sering kali bisa di runut dalam sejarah, belum lagi tentang munculnya dugaan yang menghebohkan bahwa Michael Jackson sebenarnya masih hidup atau tentang keberadaan para penumpang penerbangan Air Force nomor 447 yang bertolak ke Paris pada bulan Mei 2009.